Selasa, 14 Maret 2017

Pertanyaan Psikologi

  1. Apa hubungan kreatif dan inovatif? Apakah orang yang kreatif juga inovatif?
Jawab: Kreatif dan inovatif merupakan dua hal yang saling berhubungan. Karena seseorang yang kreatif memiliki ssifat-sifat yang menjadikannya seseorang yang inovatif begitupun sebaliknya, seseorang yang inovatif sudah pasti kreatif. Adapun penguat dari jawaban ini bisa dipantau dari kedua ciri-ciri mereka.
Wilson (Sudiarta, 2007: 1014) (dalam jurnal Supardi, 2012) memberikan ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif sebagai berikut:
  1. Kelancaran (Fluency) yaitu kemampuan untuk membangkitkan sebuah ide sehingga terjadi peningkatan solusi atau hasil karya,
  2. Fleksibelitas (Flexibility) yaitu kemampuan untuk memproduksi atau mengasilkan suatu produk, persepsi, atau ide yang bervariasi terhadap masalah,
  3. Elaborasi (Elaboration) yaitu kemampuan untuk mengembangkan atau menumbuhkan suatu ide atau hasil karya,
  4. Orisinalitas (originality) yaitu kemampuan menciptakan ide-ide, hasil karya yang berbeda atau betul-betul baru,
  5. Kompleksitas (Complexity) yaitu kemampuan memasukkan suatu konsep, ide, atau hasil karya yang sulit, ruwet, berlapis-lapis atau berlipat  ganda ditinjau dari berbagai segi,
  6. Keberanian mengambil resiko (Risk-taking) yaitu kemampuan bertekad dalam mencoba sesuatu yang penuh resiko,
  7. Imajinasi (Imagination) yaitu kemampuan untuk berimajinasi, menghayal, menciptakan barang-barang baru melalui percobaan yang dapat menghasilkan produk sederhana, dan
  8. Rasa ingin tahu (Curiosity) yaitu kemampuan mencari, meneliti, mendalami, dan keinginan mengetahui tentang sesuatu lebih jauh.
Berikut ini adalah ciri- ciri siswa yang inovatif yaitu,
  1. Giat dalam belajar;
  2. Selalu berorientasi kedepan (masa yang akan datang);
  3. Kaya akan ide-ide yang cemerlang;
  4. Selalu berfikir yang rasional dan berprasangka baik;
  5. Menghargai waktu yang dimilikinya dan menggunakannya dengan hal-hal yang bermanfaat;
  6. Suka melakukan sesuatu yang dirasanya masih baru dan belum ada yang pernah melakukannya; dan
  7. Melakukan eksperimen-eksperimen dan penelitian yang bermanfaat.
Ada beberapa kesamaan dalam kedua ciri-ciri perilaku belajar diatas yang dapat menimbulkan penilaian bahwa adanya hubungan antara kreatif dan inovatif. Seperti ciri kreatif “Orisinalitas (Originality)” dengan ciri inovatif “Suka melakukan sesuatu yang dirasanya masih baru dan belum ada yang pernah melakukannya”, ciri kreatif “ Fleksibelitas (Flexibility)” dengan ciri inovatif “Melakukan eksperimen-eksperimen dan penelitian yang bermanfaat”, ciri kreatif “Imajinasi (Imagination)” dengan ciri inovatif “Kaya akan ide-ide yang cemerlang”, dan sebagainya.
  1. Bagaimana cara menumbuhkan perilaku belajar berpikir kritis untuk anak Sekolah Dasar?
Jawab: Dalam menumbuhkan perilaku belajar berpikir kritis pada anak sekolah dasar, guru mempunyai peran penting diantaranya yaitu:
  1. Meningkatkan interaksi antar siswa dengan membentuk belajar kelompok yang terdapat kegiatan diskusi antar anggota kelompok ataupun antar kelompok satu dengan yang lainnya
  2. Pendidik tidak malas untuk menjawab pertanyaan siswa yang inovatif seperti “adakah cara lain...?”, “bagaimananjika...?”, “manakah yang salah..?”
  3. Menciptakan kompetisi-kompetisi sehingga memunculkan anak yang kritis
  4. Mengembangkan pembelajaran menggunakan tekhnologi
  5. Menerapkan model-model pembelajaran yang bersifat menemukan atau membuktikan suatu rumus, ataupun dalam matematika seperti membuktikan suatu teorema
  6. Dengan mengajukan pertanyaan open-ended yaitu pertanyaan dengan jawaban yang terbuka seperti “bagaimana penyelesaian masalah...?” dalam matematika juga dapat diberikan pertanyaan open-ended seperti “seekor sapi beratnya 360 Kg, berapa ekor kambing yang kamu perlukan agar jumlah berat kambing tersebut sama dengan berat sapi?”
  7. Memberikan waktu yang memadai kepada siswa untuk memberikan refleksi terhadap pertanyaan yang diajukan atau masalah-masalah yang diberikan, supaya siswa dapat menganalisis dan memberikan tanggapan dengan baik.
  8. Melakukan suatu belajar observasi yang dapat merangsang siswa lebih aktif dan merangsang rasa ingin tahu siswa
  9. Belajar dari pengandaian seperti mengandaikan apabila tidak ada air di dunia ini?
  10. Menerapkan pembelajaran seperti melengkapi suatu cerita.
  1. Apakah sejak usia muda kreatifitas anak muda sudah berkembang? Jika sudah, apa saja tahapannya?
Jawab: Perkembangan kreativitas sudah muncul pada usia muda. Pada usia saat itu mereka sudah memiliki rasa penasaran  dalam melakukan hal tertentu di tangan guru yang cerdas dan laras, anak-anak akan dapat tumbuh menjadi manusia-manusia besar yang berpikir, berjiwa dan berkarya besar. anak-anak senantiasa tumbuh dan berkembang. Mereka menampilkan ciri-ciri fisik dan psikologis yang berbeda untuk tiap tahap perkembangan. Kreativitas mereka perlu dijaga dan dikembangkan dengan menciptakan lingkungan yang hargai kreativitas itu sendiri. Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya dengan kreativitas memungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
  1. Bagaimana cara menghadapi siswa yang cara berpikirnya tidak rasional?
Jawab:
  1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir analisa dengan baik (misalnya memberikan suatu kasus dimana siswa tersebut harus menganalisis kasus tersebut dan memberikan sebuah solusi)
  2. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan siswa
  3. Tanamkan hobi membaca kepada siswa
  4. Mengajarkan siswa untuk menjaga pola hidup ang sehat
  5. Biasakan siswa untuk tidak menerima informasi dengan apa adanya
  6. Jadikan siswa yang dapat berpikir kritis.
  1. Bagaimana cara menyikapi seorang guru yang membatasi kreativitas anak?
Jawab: sebenarnya, guru tidak membatasi kreatifitas peserta didik melainkan seorang guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan dan berpikir kreatif. Namun ada batasannya untuk membatasi hal tertentu. Misalkan ketika seorang anak melakukan hal negatif seorang guru harus membatasinya. Guru bukan bermaksud untuk membatasi kreativitas siswa akan tetapi biasanya dalam membentuk peserta didiknya untuk berkarya seorang pendidik memberikan batasan berupa tema yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Coba kita pikirkan apabila peserta didik mengerjakan atau berkarya tidak sesuai dengan tema yang diberikan oleh pendidik itu juga akan menjadikan peserta didik seperti tidak paham terhadap perintah pendidiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar