Sabtu, 15 Oktober 2016

Sejarah Sarekat Dagang Islam di Indonesia dan Banten

A. Sejarah Sarekat Dagang Islam di Indonesia

Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang Islam. Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi di Surakarta pada 16 Oktober 1905, dengan tujuan awal untuk menghimpun para pedagang pribumi Muslim agar dapat bersaing dengan pedagang-pedagang besar asing (Khususnya Tionghoa). Pada masa itu, pedagang-pedagang keturunan Tionghoa tersebut telah lebih maju usahanya dan memiliki hak dan status yang lebih tinggi dari pada penduduk Hindia Belanda lainnya.
SDI merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian rakyat sebagai dasar penggeraknya. Di bawah pimpinan H. Samanhudi, SDI berkembang pesat hingga menjadi perkumpulan yang berpengaruh. R.M. Tirtoadisurjo pada tahun 1909 mendirikan Sarekat Dagang Islamiyah di Batavia. Pada tahun 1910, Tirtoadisuryo mendirikan lagi organisasi semacam itu di Buitenzorg. Demikian pula, di Surabaya H.O.S. Tjokroaminoto mendirikan organisasi serupa tahun 1912.

Kebangkitan Kebangsaan di Indonesia dan Banten

A. Sejarah Kebangkitan Kebangsaan Indonesia

Kebangkitan Kebangsaan Indonesia adalah masa dimana bangkitnya rasa semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda dan Jepang. Masa ini ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Masa ini merupakan salah satu dampak politik etis yang mulai diperjuangkan sejak masa Multatuli.

Tokoh-tokoh yang mempolopori Kebangkitan Nasional, antara lain yaitu :

Sutomo
Ir. Soekarno
Dr. Tjipto Mangunkusumo
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (sejak 1922 menjadi Ki Hajar Dewantara)
dr. Douwes Dekker, dan lain-lain.

Belajar Filsafat Harus Memiliki Pemahaman Yang Benar Tentang Al-Quran dan hadits

Direktur Eksekutif Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS), Adnin Armas, menyatakan filsafat modern yang dipahami masyarakat awam secara mendasar memang berbeda dengan filsafat yang dibangun dengan kerangka Islam.

Hal ini disampaikan Adnin menanggapi asumsi umum umat Islam ketika hendak belajar filsafat. Karena tak sedikit yang mengatakan belajar ilmu filsafat itu berbahaya. Bahkan bisa membuat seseorang kufur kepada Tuhannya.

“Ungkapan itu bisa jadi benar jika yang dipelajari adalah filsafat umum seperti yang banyak beredar di berbagai kampus sekarang,” ucap Adnin menerangkan.
Menurut Adnin, justifikasi bahwa ilmu filsafat hanya membuat orang skeptis dan membangkang kepada Allah Subhanahu Wata’ala bisa terjadi ketika orang tersebut tak punya dasar sebelumnya tentang ajaran agama. Parahnya, sebab peradaban Barat kini menguasai seluruh media mainstream dan arus pemikiran yang ada.

“Alhasil filsafat modern ala Barat hanya melahirkan paham nilai relativisme, positifisme, perenialisme, sekularisme dan lain sebagainya,” ungkap Adnin di hadapan 30 peserta Kajian Filsafat Islam al-Attas (KFIA) beberapa waktu lalu.

Model - Model Konsep Kurikulum

Model Konsep Kurikulum

  •  Model Humanistik

A. Konsep dasar

Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistik. Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi (Personalized Education) yaitu Jhon Dewey (Progressive Education) dan J.J Rousseau (Romantic Education). Aliran ini lebih memberikan tempat utama epada siswa. Mereka bertolak dari asumsi bahwa anak atau siswa adalah yang pertama dan utama dalam pendidikan. Ia adalah subjek yang menjadi pusat kegiatan pendidikan. Mereka percaya bahwa siswa memiliki potensi, kemampuan, dan kekuatan untuk berkembang. Para pendidik humanis juga berpegang pada konsep Gestalt, bahwa individu atau anak merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Pendidikan diarahkan kepada membina manusia yang utuh bukan saja segi fisik dan intelektual tetapi juga segi social dan afektif (emosi, sikap, perasaan, nilai, dan lain-lain). 

Rabu, 05 Oktober 2016

Aliran Progressivisme

Progressivisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi masalah yang menekan atau mengecam adanya manusia itu sendiri. Aliran Progressivisme mengakui dan berusaha mengembangakan asas Progressivisme dalam semua realitas, terutama dalam kehidupan adalah tetap survive terhadap semua tantangan hidup manusia, harus praktis dalam melihat segala sesuatu dari segi keagungannya. Berhubungan dengan itu progressivisme kurang menyetujui adanya pendidikan yang bercorak otoriter, baik yang timbul pada zaman dahulu maupun pada zaman sekarang.

Mengenal Filsuf Immanuel Kant


  • Biografi Immanuel Kant

Immanuel Kant lahir pada tahun 1724 M di Konisbergen, Prusia Timur (sesudah PD II dimasukkan ke Uni Soviet dan namanya diganti menjadi Kaliningrad), Jerman. Kant berasal dari keluarga miskin. Pada usia delapan tahun kant menjadi murid di gymnasium.  Ia sejak kecil tidak pernah meninggalkan desanya, kecuali saat ia mengajar di desa tetangganya. Untuk mencari nafkah demi kehidupannya, ia sambil bekerja menjadi guru pribadi (privatdozen) pada beberapa keluarga kaya. Kant adalah orang yang yang hidupnya selalu teratur, ia hidupnya disiplin dan tenang, dan ia hampir tidak berpergian. Kant melanjutkan studinya tentang teologi di Universitas Konigsberg . Namun perhatiannya justru tercurah pada filsafat, ilmu pasti dan fisika. Karena tidak mampu membiayai studinya, kant memperoleh uang studinya dari beasiswa. Dari tahun 1755 sampai tahun 1770, ia memberikan banyak kuliah sebagai dosen tamu. Pada 1775 Kant rnemperoleh gelar doktor dengan disertasi benjudul “Penggambaran Singkat dari Sejumlah Pemikiran Mengenai Api” (Meditationum quarunsdum de igne succinta delineatio). Sejak itu ia mengajar di Univensitas Konigsberg. Kant mengajar untuk ilmu pasti, ilmu alam, hukum, teologi, filsafat, dan masih banyak bidang lain. Kuliah beliau sangat menarik karena ia membuat mahasiswa berpikir sendiri. Sejak tahun 1770 ia menjabat sebagai guru besar di Universitas Konigsberg. Pada Maret 1770, ia diangkat menjadi profesor logika dan metafisika dengan disertasi Mengenai Bentuk dan Azas-azas dari Dunia Inderawi dan Budiah (De mundi sensibilis atgue intelligibilis forma et principiis). Kant mengalami tiga periode dalam hidupnya yaitu;

Filsafat Pengetahuan (Epistemologi)

PENGERTIAN EPISTEMOLOGI

Istilah Epistemology dipakai pertama kali oleh J.F. Feriere yang maksudnya untuk membedakan antara dua cabang filsafat, yaitu epistemologi dan ontologi (metafisika umum). kalau dalam metafisika pertanyaan pokoknya adalah apakah hal yang ada itu? maka pertanyaan dalam epistemologi adalah apakah yang dapat saya ketahui?

Epistemologi berasal dari kata Yunani, episteme dan Logos. Episteme biasa diartikan pengetahuan atau kebenaran, dan Logos diartikan pikiran, kata, atau teori. Epistemologi secara etimologi dapat diartikan teori pengetahuan yang benar dan lazimnya hanya disebut teori pengetahuan yang dalam bahasa Inggrisnya menjadi theory of knowledge.


Istilah-istilah lain yang setara maksudnya dengan 'epistemologi' dalam berbagai kepustakaan filsafat kadang-kadang disebut juga logika material, criterialogy, kritikan pengetahuan, gnosiology dan dalam bahasa Indonesia lazim dipergunakan istilah 'Filsafat Pengetahuan'. (Abbas Hamami M., 1982,hlm. 1)

Senin, 03 Oktober 2016

Apa Itu Filsafat?


Dalam sejarah perkembangan pemikiran kefilsafatan, antara sau ahli dan ahli filsafat lainnya selalu berbeda dan hampir sama banyaknya dengan ahli filsafat itu sendiri. Pengertian filsafat dapat ditinjau dari dua segi, yakni secara etimologi dan terminologi.

1.      Arti secara etimologi
Kata filsafat dalam bahasa arab falsafah yang dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah philosophy, adalah berasal dari bahasa Yunani philosophia. Terdiri atas kata philein yang berarticinta (love) dan Sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya.
2.      Arti secara terminologi
Maksudnya arti yang dikandung oleh istilah atau statemen ‘filsafat’. Lantaran batasan filsafat itu banyak, maka sebagai gambaran dikenalkan beberapa batasan.