Sabtu, 15 Oktober 2016

Kebangkitan Kebangsaan di Indonesia dan Banten

A. Sejarah Kebangkitan Kebangsaan Indonesia

Kebangkitan Kebangsaan Indonesia adalah masa dimana bangkitnya rasa semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda dan Jepang. Masa ini ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Masa ini merupakan salah satu dampak politik etis yang mulai diperjuangkan sejak masa Multatuli.

Tokoh-tokoh yang mempolopori Kebangkitan Nasional, antara lain yaitu :

Sutomo
Ir. Soekarno
Dr. Tjipto Mangunkusumo
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (sejak 1922 menjadi Ki Hajar Dewantara)
dr. Douwes Dekker, dan lain-lain.

Pada tahun 1912 berdirilah Partai Politik pertama di Indonesia (Hindia Belanda), Indische Partij. Pada tahun itu juga Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam (di Solo), KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah (di Yogyakarta), Dwijo Sewoyo dan kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Boemi Poetra di Magelang. Kebangkitan pergerakan nasional Indonesia bukan berawal dari berdirinya Boedi Oetomo, tapi sebenarnya diawali dengan berdirinya Sarekat Dagang Islam pada tahun 1905 di Pasar Laweyan, Solo. Sarekat ini awalnya berdiri untuk menandingi dominasi pedagang Cina pada waktu itu. Kemudian berkembang menjadi organisasi pergerakan sehingga pada tahun 1906 berubah nama menjadi Sarekat Islam.

Suwardi Suryaningrat yang tergabung dalam Komite Boemi Poetera, menulis "Als ik eens Nederlander was" ("Seandainya aku seorang Belanda"), pada tanggal 20 Juli 1913 yang memprotes keras rencana pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda. Karena tulisan inilah dr. Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat dihukum dan diasingkan ke Banda dan Bangka, tetapi karena "boleh memilih", keduanya dibuang ke Negeri Belanda. Di sana Suwardi justru belajar ilmu pendidikan dan dr. Tjipto karena sakit dipulangkan ke Hindia Belanda. Saat ini, tanggal berdirinya Boedi Oetomo, 20 Mei, dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Perkembangan pergerakan nasional dari yang bersifat etnik, kedaerahan, keagamaan, sampai dengan terbentuknya nasionalisme Indonesia
Organisasi pergerakan yang bersifat etnik, kedaerahan. Pada umumnya organisasi ini didirikan di daerah2 masing-masing oleh para pemuda. Contohnya: 

Tri Koro Dharmo. Berdiri pada 9 Maret 1915. Tri Koro Dharmo artinya tiga tujuan mulia.
Jong Java. Berdiri tahun 1918 yang merupakan reinkarnasi dari Tri Koro Dharmo.
Jong Sumatranen Bond. Organisasi yang dipelopori oleh pemuda Sumatra pada 9 Desember 1917.
Jong Minahasa. Pada tahun 1918 pemuda Sulawesi Utara juga mendirikan organisasi ini.
Jong Celebez. Adalah organisasi pemuda pelajar yang berasal dari Sulawesi.

Organisasi pergerakan yang bersifat Keagamaan.
Serekat Dagang Islam (SDI). Didirikan oleh Haji Samanhudi tahun 1911 di Solo.Memiliki cirri keislaman dan ekonomis. Tujuan didirikan organisasi ini melindungi dan menjamin kepentingan pedagang muslim terhadap persaingan Negara Cina.
Serikat Islam. Organisasi ini merupakan reinkarnasi dari Serikat Dagang Islam yangh didirikan oleh HOS. Cokroaminoto tahun 1911.
Muhamadiyyah. Dipelopori oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1912. organisasi ini banyak bergerak dibidang pendidikan, sosial, ekonomi.
Nahdatul Ulama (NU). Didirikan pada tahun 1926 oleh KH. Hasjim Asj’ari. Tujuan memperyahankan kepentingan kaum muslim tradisional.

B. Masa Kebangkitan Banten
Masa kebangkitan Banten dimulai ketika Banten resmi menjadi provinsi tersendiri memisahkan diri dari provinsi induknya Jawa Barat pada Oktober tahun 2000, berdasarkan keputusan DPR RI. Tidak banyak orang tahu alasan mengapa Banten keluar dari Jawa Barat, dan ternyata proses atau inisatif berpisahnya Banten dari Jawa Barat sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1953. 
Pada saat itu Banten masih berupa kresidenan (sekarang disebut korwil), satu tingkat dibawah Gubernur, dan satu tingkat diatas kabupaten atau kotamadya. Jawa Barat sendiri waktu itu dibagi menjadi beberapa kresidenan diantaranya kresidenan Bogor, Priangan Timur, Priangan dan juga kresidenan Banten.
Sifat dari kresidenan ini hanyalah bentuk koordinasi untuk membantu tugas-tugas gubernur di wilayah. Maka saat itu dikenal nama jabatan kepala kresidenan, dan tugasnya adalah membantu gubernur dalam mengkoordinasikan beberapa walikota atau bupati. Pada tahun 1953 itulah mula muncul gagasan peningkatan status banten dari kresidenan menjadi provinsi sendiri berpisah dari jawabarat.
Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya gagasan kresidenan banten menjadi provinsi sendiri, diantaranya faktor sejarah banten sendiri yang di zaman penjajahan belanda disebutkan sebagai wilayah yang tidak pernah menyerah dan takhuluk pada belanda. Ada 3 alasan mengapa banten memisahkan diri:

Alasan Sejarah Banten

Banten ini tidak pernah yang namanya tunduk dengan penjajah belanda, jelas dengan sejarah itu Banten merasa mempunyai martabat dan kekuatan yang tinggi untuk membangun wilayahnya sendiri. Banten merasa kedudukanya dan haknya sama dengan wilayah khususnya di indonesia ini seperti DKI Jakarta dan DIY Yogyakarta, selain itu Banten juga merasa memiliki sumber daya alam yang dapat menghidupkan dirinya sendiri seperti tambang, laut ,dan pertanian.

Alasan Subjektif Kultural

Adat istiadat dan Bahasa di banten berbeda dengan masyarakat sunda pada umumnya,bahasa banten memiliki khas pada bahasanya,dan selain itu Banten merasa sebagai keturunan kesultanan banten yang memiliki trah raja-raja dan kesultanan.


Alasan Objektif Infrastruktur

Selama berada di Jawa barat, banten tidak di pedulikan dalam hal pembangunan infrastrukturnya,misalnya pembangunan infrastruktur jalan selama bertahun-tahun tidak ada perkembangan yang signifikan,berbeda dengan wilayah lain di jawa barat terutama bandung.begitu juga dengan infrakstruktur gedung,pelabuhan dan pertanian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar