Kamis, 24 November 2016

Tujuan Hidup Manusia Menurut Pandangan Islam

Setiap manusia Muslim perlu  menyadari tujuan hidup, kemudian berusaha untuk menyesuaikan segala aktivitas dan langkah-langkah dalam kehidupannya sehari-hari, dengan tujuan hidup yang sesuai dengan tuntutan agama. Orang yang tidak memahami tujuan hidupnya, seperti seorang nahkoda kapal yang kehilangan petunjuk arah dalam berlayar di tengah lautan lepas dan lama kelamaan bahan bakar habis dan kapalpun karam ke dasar laut yang amat dalam.

Untuk menentukan tujuan hidup harus dipahami terlebih dahulu untuk apa sebenarnya manusia hidup, atau diturunkan Allah ke muka bumi ini menurut Islam. Adapun tujuan Allah menjadikan manusia, sebagaimana dijelaskan oleh firman-Nya dalam surat Al-Baqarah 21 yang artinya:

Tujuan Hidup Bangsa Indonesia

Suatu bangsa yang ingin berdiri kokoh dan kuat harus mempunyai tujuan hidup yang dicita-citakan. Bagi Indonesia, sejak Negara Indonesia merdeka, tujuan itu telah ada dan jelas, sebagaimana tercantum  dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Cita-cita kemerdekaan yaitu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa , dan turut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Rabu, 23 November 2016

Tujuan Hidup Manusia Mengalami Proses Perkembangan

Kehidupan manusia mememrlukan perjuangan yang keras untuk mempertahankan hidup, dalam suasana serba sulit, serba ketakutan, sengsara, dan tidak merasakan kebahagiaan. Sehingga, tujuan hidup mereka tidak begitu jelas, atau hampir tidak ada sama sekali. 

Atas dasar bentuk pengertian pendidikan seperti inilah, maka pendidikan dimulai sejak manusia itu ada. jadi jelas, perkembangan kehidupan manusia dalam hidup bermasyarakat hingga sekarang ini, menurut Edward Burner Tylor (1832-1917), seorang berkebangsaan Inggris, manusia melalui tiga fase perkembangan, yaitu from savagrry (kekejaman), through barbarism (kebiadaban), to civilization (kepada peradaban).

Manusia dan Tujuan Hidupnya

Manusia adalah salah satu jenis makhluk hidup yang menjadi anggota populasi di permukaan bumi ini. Ia adalah suatu himpunan yang memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh sekian juta makhluk hidup lainnya, Manusia, selama ia hidup selalu berusaha dan berjuang untuk memanfaatkan alam sekitarnya dengan cara menggunakan daya dan tenaga alam untuk kepentingan dirinya. Digunakannya tanah, air, udara, api, sinar dan sebagainya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Proses Hidup Manusia dan Filsafat Pendidikan

Sudah merupakan suatu kenyataan dalam proses kehidupan manusia, bahwa mereka harus melaksanakan tugas-tugas hidup yang dilaksanakan dan ditunaikan dengan baik dan sempurna, sejak zaman kehidupan mereka yang sederhana, di hutan rimba dan di gua batu, atau tempat lainnya, sampai kehidupan umat abad ini. Di dalam kehidupan manusia yang sederhana, mereka bersusah payah dan penuh kesulitan yang beragam dalam menghadapi perjuangan hidup, bersama dengan hewan dan makhluk lainnya dala memperebutkan makanan dan tempat tinggal. Dalam hati mereka, mungkin juga timbul pertanyaan sebagimana dilukiskan oleh H.V. Loon secara filosofis dalam bukunya “The story of Mankink” (Sejarah Umat Manusia).

Proses Pendidikan Bersama Perkembangan Proses Kehidupan

Jika kita renungi pendapat R.C. Lodge tersebut, maka singkatnya dapat kita pahami bahwa masalah pendidikan memerlukan jawaban secara filosofis. Bidang dilsafat oendidikan adalah masalah hidup dan kehidupan manusia. Karena, semua pengalamman yang dialami seseorang selama hidup data dikatakan sebagai pendidikan. Pengertian pendidikan berarti usaha manusia dewasa secara sadar dalam membimbing, melatih, mengajar, dan menanamkan nialai-nialai dan pandangan hidup kepada manusia yang belum dewasa. Pendidikan formal yang diperoleh disekolah hanya merupakan bagian kecil, tapi menjadi masalah inti dan tidak bisa dilepas dalam kaitannya dengan proses pendidikan secara keseluruhan dalam kehiduan ini.

Adapun potensi-potensi yang dibawa sejak lahir yang dibina dan dikembangan menjadi sikap hidup, meliputi:

Proses Hidup Sebagai Dasar Filsafat Pendidikan

Filsafat pendidikan mempelajari roses kehidupan dan alternative proses pendidikan dalam bentuk watak, di mana kedua proses itu pada hakikatnya adalah satu. Proses pendidikan berada dan berkembang bersama proses perkembangan hidup dan kehidupan manusia. Atau masalah pendidikan juga merupakan masalah hidup dan masalah kehidupan manusia. Sebagaimana pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh Rupert. C, Lodge, yaitu in thissense, life is education, and education is life. Artinya, seluruh oendidikan merupakan masalah hidup dan kehidupan manusia. Karena, segala pengalaman sepanjang hidup memberikan pengaruh pendidikan bagi seseorang.

Masalah Esensial Filsafat dan Pendidikan

Filsafat sebagai ilmu yang mengadakan tinjauan dan mempelajari objeknya dari sudut hakikat, juga mengadakan tinjauan dari segi sistematik. Dalam tinjauan dari segi ini filsafat berhadapan dengan tiga problem utama, yaitu:

1. Realitas

Mengenai kenyataan, yang selanjutnya menjurus kepada masalah kebenaran. Kebenaran akan timbul bila orang telah dapat menarik kesimpulan bahwa pengetahuan yang telah dimiliki ini telah nyata. Realitas atau kenyataan ini dipelajari oleh metafisika.

Sikap Manusia Terhadap Filsafat

Sesuai dengan macam-macam dan perbedaan pengertian mereka terhadap arti kata filsafat, maka dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Pendangan yang berpendapat bahwa apabila mendengar kata filsafat maka terbayanglah dihadapan mereka tentang sesuatu yang sulit. Mereka berpendapat aliran filsafat merupakan sesuatu yang abstrak, yaitu alam yang dalam dan luas yang hanya dapat dipelajaro oleh orang-orang tertentu saja. 

Filsafat Pendidikan dengan Menggunakan Pendekatan yang Bersifat Kritis

Dalam pendekatan ini, pemikiran logis kritis mendapatkan tempat utama. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat disusun dan tidak tenkat periodisasi waktu, serta dapat menerapkan analisis yang dapat menjangkau waktu saat dan masa mendatang. Demikian pula alat yang digunakan untuk menemukan jawaban secara filosofis terhadap pertanyaan filosofis. Cara pendekatan filsafat yang bersifat kritis, yaitu: 1) analisis bahasa (linguistik), dan 2) analisis konsep.

Filsafat Pendidikan Bermakna sebagai Filsafat Tradisional

Filsafat pendidikan dalam arti ini dan dalam bentuknya yang murni, telah berkembang dan menghasilkan berbagai pertanyaan filosofis. Pertanyaan yang diajukan dalam problema hidup dan kehidupan manusia dalam bidang pendidikan, jawabannya telah melekat dalam masing-masing jenis, sistem, dan aliran-aliran filsafat tersebut. Dalam jawaban tersebut, diseleksi jawaban yang sesuai dan diperlukan. Dengan demikia, filsafat tradisional dalam topik-topik dialog filsafat yang disampaikan, terikat oleh metode tradisional sebagaimana adanya sistematika, jenis, serta aliran seperti yang kita jumpai dalam sejarah.

Senin, 21 November 2016

Asal Usul Nama Banten

Asal kata Banten ada yang menterjemahkan dari asal kata Katiban Inten, artinya kejatuhan intan. Catatan sejarah tersebut terdapat dalam buku Pakem Banten yang ditulis Tb.H.Achmad. Buku itu dicetak Drukkerij Oesaha Tahun 1935.

Dalam buku lama itu tertera, “Betapa asal negeri dinamakan Banten, satoe kaol mentjeriterakan bahwa Banten itoe asal dari perkataan KATIBAN ITEN jang ertinya kedjatoehan intan. Oleh karena dari agama Boedha menjembah berhala, kemoedian kedatangan ilmoe Islam jang mengandoeng pengadjaran hidoep bersama di dalam oemoem, hoekoem fakih dan oesoeloedin. Sehingga seolah-olah kedjatoehan intan bidoeri yang terang tjoeatja tjahajanja. Kedjatoehan intan itoe, dalam bahasa Djawa KETIBAN INTEN jang kemoedian menjadi nama BANTEN”.

Minggu, 20 November 2016

Nilai Utama UNTIRTA

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa adalah Perguruan Tinggi Negeri sebagai transformasi dari Perguruan Tinggi Swasta berdiri tahun tanggal 1 Oktober 1981 dan dinegerikan pada tanggal 9 Maret 2001 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor : 32 Tahun 2001 merupakan institusi tertinggi pendidikan formal bagi seorang yang ingin meningkatkan kualifikasi dan kompetensinya dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan sekaligus merupakan sebuah entitas dan komunitas yang mempunyai karakteristik tersendiri dalam struktur kehidupan masyarakat. Untirta tidak hanya bertugas mengantarkan para peserta didiknya menjadi lulusan menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkarakter semata akan tetapi juga menjadi tempat memelihara dan mengembangkan, menyebarluaskan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dibutuhkan oleh masyarakat luas sebagai bentuk tanggungjawab profesional, sosial dan moralnya.


Jumat, 18 November 2016

Kebenaran Matematis dalam Filsafat Formalisme

Kebenaran matematika adalah kebenaran menurut definisi atau persyaratan yang menentukan makna dari term-term kunci. Persyaratan ini memberikan ciri khas bahwa validitas kebenaran matematika tidak memerlukan bukti empiris. Kebenaran matematika semata-mata dapat ditunjukkan dengan menganalisis makna yang terkandung dalam term-term di dalamnya, yang di dalam logika disebut sebagai benar secara apriori yang mengindikasikan bahwa nilai kebenarannya bebas secara logis dari atau apriori secara logis pada sebarang bukti eksperimental.

Sementara itu, proposisi/pernyataan dalam sains empiris, dapat divalidasi secara posteriori, dan terus-menerus terbuka untuk direvisi terhadap bukti baru. Kebenaran matematika adalah kebenaran yang tidak dapat diganggu gugat, tidak dapat direvisi, mutlak benar dan pasti yang didasarkan pada deduksi murni, yang merupakan satu-satunya metode pembuktian dalam matematika bahwa proposisi-proposisi itu pasti benar asalkan postulat (aksioma) yang mendasarinya itu benar. Jadi proposisi adalah implikasi logis dari postulat-postulat yang digunakan.

Aspek Epistemologi Filsafat Formulisme

Pengetahuan matematika merupakan keyakinan yang terbuktikan atau lebih tepatnya merupakan pengetahuan proposisional yang memuat proposisi- proposisi yang diterima, dan tersedia landasan yang cukup untuk melakukan asersi. Matematika adalah pengetahuan a priori, karena memuat proposisi yang diasersi melalui pemikiran, menggunakan logika deduktif dan definisi, konjungsi, aksioma atau postulat metamatika, sebagai dasar untuk memperoleh pengetahuan matematis.

Aspek Ontologi Filsafat Formulisme

Obyek-obyek yang dikaji dalam matematika adalah fakta abstrak, konsep, definisi, relasi, operasi abstrak, serta prinsip abstrak. Fakta abstrak berupa konvensi (kesepakatan) yang diungkapkan dengan simbol tertentu, misal simbol 3 menyatakan bilangan bulat positif setelah dua. Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau mengkalisifikasikan sekumpulan obyek, misal segitiga merupakan konsep abstrak sebab sekumpulan benda dapat digolongkan sebagai segitiga atau bukan. Definisi adalah ungkapan yang membatasi suatu konsep. Operasi abstrak dalam matematika adalah suatu fungsi yaitu relasi khusus untuk memperoleh elemen tunggal dari satu atau lebih elemen abstrak yang diketahui Prinsip abstrak adalah hubungan antara berbagai objek dasar matematika.. Prinsip dapat terdiri dari beberapa fakta, beberapa konsep, yang dikaitkan oleh suatu relasi/operasi. Prinsip juga dapat berupa aksioma, teorema, lemma, sifat dll.

Mengapa Perlu Belajar Filsafat Matematika?

1. Kontradiksi

Pengetahuan matematika diturunkan dengan deduksi logis, sehingga matematika diklaim sebagai ilmu yang sempurna dan suci tak ternoda kesalahan. Namun, sesaat setelah itu bermunculan kontradiksi dalam matematika, sekumpulan obyek matematika yang aneh dan liar, antara lain: tidak mungkin dapat selalu menyatakan panjang diagonal sebuah persegi panjang dalam bentuk bilangan kuadrat, adanya bilangan irasional seperti 2, adanya bilangan transfinit dan bilangan transendental (pi) yang misterius, dan bilangan imajiner (i= 1).

Kawanan tersebut adalah sejenis kontradiksi dalam matematika, yang jika ditolak akan menyebabkan matematika menjadi mandul. Penerimaan setengah hati yang disertai dengan upaya domestifikasi terhadap sekawanan yang aneh dan liar tersebut justru terbukti memberikan manfaat yang sangat besar bagi matematika.

Filsafat Matematika

Akar kata filsafat secara etimologi dapat dilacak pada bahasa Yunani phillein yang berarti cinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan. Jadi, filsafat berarti cinta pada kebijaksanaan. Dengan berfilsafat akan diperoleh hakikat segala pengetahuan atau pengetahuan terdalam. Ada empat hal yang mendorong manusia berfilsafat yaitu keraguan, ketakjuban, ketidakpuasan, dan hasrat bertanya (Sukardjono, 2000). Untuk mencapai pengetahuan terdalam maka berfilsafat dilakukan dengan berpikir radikal (sampai ke akar-akarnya), mencari azas/esensi dari setiap realita, memburu kebenaran, mencari kejelasan seluruh realita, serta berpikir rasional, logis, dan sistematis.

Menurut P. Hilton (Gunawan, 2007) matematika lahir dan berkembang karena adanya keinginan manusia untuk mensistematisasikan pengalaman hidupnya, menatanya dan membuatnya mudah dimengerti, supaya dapat meramalkan dan bila memungkinkan mengendalikan peristiwa yang akan terjadi pada masa depan. Perkembangan matematika bersifat evolutif, akumulatif dan dikembangkan serta disumbang oleh berbagai bangsa di seluruh dunia. Seringkali, perkembangan matematika pada suatu bangsa akan menemui keruntuhan, tetapi sebelum benar-benar runtuh, telah ada bangsa lain yang siap untuk meneruskan perkembangannya. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan matematika terjadi secara kontinu dan tersusun dari kepingan-kepingan yang dihimpun oleh banyak bangsa dan kebudayaan selama berabad-abad.

Pemikiran Filsafat Tentang Matematika

Bidang pengetahuan sebagai perwujudan dari interaksi filsafat dengan matematika yang sangat menarik perhatian filsuf dan/atau ahli matematik disebut dengan berbagai nama, yakni:
–  philosophy of mathematics (filsafat matematik)
–  foundations of mathematics (landasan matematik)
–  metamathematics (adi-matematik)
–  Mathematical Philosophy (filsafat kematematikaan)

Kebenaran Spiritual dan Kebenaran Matematika

Demikian QS Ali Imran ayat 60 yang berbunyi “Apa yang telah Kami ceritakan itu, itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu.”

Berdasarkan ayat-ayat ini, kami mengambil kesimpulan bahwa kebenaran menurut agama Islam adalah segala sesuatu yang berasal dari Allah SWT. Kebenaran tak hanya cukup diukur dengan rasio dan pengalaman individu. Kebenaran ini bersifat objektif, universal, dan berlaku bagi umat manusia, karena kebenaran ini bersumber dari Tuhan dan disampaikan melalui wahyu. Dalam teori kebenaran agama digunakan wahyu yang bersumber dari Tuhan. Sebagai mahluk pencari kebenaran, manusia mencari dan menemukan kebenaran melalui agama. Dengan demikian, sesuatu dianggap benar bila sesuai dengan ajaran agama atau wahyu sebagai penentu kebenaran mutlak. Agama dengan kitab suci dan haditsnya dapat memberikan jawaban atas segala persoalan manusia, termasuk kebenaran. (Musrida. Irvan Jaya, 2010:115)

Cara Penemuan Kebenaran

Cara-cara untuk menemukan kebenaran sebagaimana diuraikan oleh Hatoni Kasmadi, dkk., (1990) sebagai berikut.

1. Penemuan Secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan adalah penemuan yang berlangsung tanpa disengaja, cara ini tidak dapat diterima dalam metode keilmuan untuk menggali pengetahuan atau ilmu.
2. Penemuan 'Coba dan Ralat' (Trial and Error)
Penemuan coba dan ralat terjadi tanpa adanya kepastian akan berhasil atau tidak berhasil kebenaran yang dicari, cara ini kerap kali memerlukan waktu yang lama, karena memang tanpa rencana, tidak terarah, dan tidak diketahui tujuannya. Cara ini pun tidak dapat diterima sebagai cara ilmiah dalam usaha untuk mengungkapkan kebenaran.


3. Penemuan Melalui Otoritas atau Kewibawaan


Pendapat orang-orang yang memiliki kewibawaan, orang yang mempunyai kedudukan dan kekuasaan sering diterima sebagai kebenaran meskipun pendapat tersebut tidak didasarkan pada pembuktian ilmia, namj pendapat tersebut tetap berguna. Dengan demikian, pendapat pemegang otoritas itu bukanlah pendapat yang beras dari penelitian, melainkan hanya berdasarkan pemikiran yang diwarnai oleh subjektivitas.

Wujud Ilmu

Menurut The Liang Gie (2000), pemahaman yang tertib tentang ilmu adalah pemaparan menurut tiga ciri pokok sebagai rangkaian kegiatan manusia atau proses, sebagai tata tertib tindakan pikiran atau prosedur, dan sebagai keseluruhan hasil yang dicapai atau produk. Berdasarkan ketiganya bersifat dinamis, ilmu dapat dipahami sebagai aktivitas penelitian, metode kerja, dan hasil pengetahuan. Demikian, pengertian ilmu selengkapnya berarti aktivitas penelitian, metode ilmiah, dan pengetahuan sistematis.

Keragaman dan Pengelompokkan Ilmu Pengetahuan

Menurut The Liang Gie (2000) pengetahuan ilmiah mempunyai empat bentuk.

1. Deskripsi

merupakan kumpulan pernyataan bercorak deskriptif dengan memberikan mengenai bentuk, susunan, peranan, dan hal-hal terperinci lainnya dari fenomena yang bersangkutan.


2. Preskripsi

merupakan kumpulan bercorak preskriptif dengan memberikan petunjuk atau ketentuan mengenai apa yang perlu berlangsung atau sebaiknya dilakukan dalam hubungannya dengan objek sederhana itu.

Minggu, 13 November 2016

Ilmu dan Teknologi

Ilmu sebagai aktivitas manusia yang mengkaji berbagai hal, baik manusia itu sendiri maupun realitas di luar dirinya, sepanjang sejarah perkembangannya sampai saat ini selalu mengalami ketegangan dengan berbagi aspek lainnya dari kehidupan manusia. Gejala-gejala seperti modernisasi, globalisasi, teknorasi, teknophobia, teknofilia, teknologi adalah contoh betapa besar pengaruh ilmu dan teknologi terhadap kebudayaan manusia.

Ciri-Ciri Ilmu Pengetahuan

Ilmu Pengetahuan atau pengetahuan ilmiah menurut The Liang Gie (1987) mempunyai 5ciri pokok:

1. Empiris, pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan;

2. sistematis, berbagai keterangan dan data yang tersusun Sebagi kumpulan pengetahuan itu mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur;

3. Objektif, ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan pribadi;

4. Analisis, pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok soalnya kedalam bagian yang terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian itu;

5. Verifikasi, dapat diperiksa kebenarannya oleh siapa pun juga.

Minggu, 06 November 2016

Definisi Ilmu Pengetahuan

Adapun menurut Bahm (dalam Koento Wibisono,1997) definisi ilmu pengetahuan melibatkan paling tidak enam macam komponen, yaitu:

1. Masalah (Problem)

terdapat tiga karakteristik yang harus dipenuhi untuk menunjukkan bahwa suatu masalah bersifat scientific, yaitu communicability, the scientific attitude, dan the scientific method.

2. Sikap (Attitude)

Karakteristik yang harus dipenuhi antara lain:

Curiosity berarti adanya rasa ingin tahu tentang sesuatu.

Speculativeness. scientist harus mempunyai usaha dan hasrat untuk mencoba memecahkan masalah, melalui hipotesis-hipotesis yang diusulkan.

Willinhness to be objective, hasrat dan usaha untuk bersikap dan bertindak objektif merupakan hal yang penting bagi seseorang scientist.

Willinhness to suspend judgement, seorang scientist harus bertindak sabar dalam mengadakan observasi, dan bersikap bijaksana dalam menentukan kebijakan.