Rabu, 23 November 2016

Proses Pendidikan Bersama Perkembangan Proses Kehidupan

Jika kita renungi pendapat R.C. Lodge tersebut, maka singkatnya dapat kita pahami bahwa masalah pendidikan memerlukan jawaban secara filosofis. Bidang dilsafat oendidikan adalah masalah hidup dan kehidupan manusia. Karena, semua pengalamman yang dialami seseorang selama hidup data dikatakan sebagai pendidikan. Pengertian pendidikan berarti usaha manusia dewasa secara sadar dalam membimbing, melatih, mengajar, dan menanamkan nialai-nialai dan pandangan hidup kepada manusia yang belum dewasa. Pendidikan formal yang diperoleh disekolah hanya merupakan bagian kecil, tapi menjadi masalah inti dan tidak bisa dilepas dalam kaitannya dengan proses pendidikan secara keseluruhan dalam kehiduan ini.

Adapun potensi-potensi yang dibawa sejak lahir yang dibina dan dikembangan menjadi sikap hidup, meliputi:

1. Potensi jasmani dan pancaindra,

Dengan mengembangkan sikap hidup sehat, memlihara gizi makanan, olahraga teratur, istirahat yang cukup, lingkungan hidup bersih.

2. Potensi pikir (rasional).

Dengan mengembangkan kecerdasan suka membaca, belajar ilmu pengetahuan yang sesuai dengan minat, mengembangkan daya piker kritis, dan objektif.

3. Potensi perasaan dikembangkan,

a. perasaan yang peka dan halus dalam segi oral dan kemanusiaan.
b. perasaan estetika dengan mengembangkan minat kesenian dengan berbagai seginya, sastra dan budaya.

4. Potensi karsa atau kemauan yang keras

Dengan mengembangkan sikap rajin belajar atau bekerja, ulet, tabah meghadapi segala tantangan, berjiwa perintis, suka berprakarsa, hidup hemat dan sederhana.

5. Potensi-potensi cipta

Dengan mengembangkan daya kreasi dan imajinasi dari segi konsepsi-konsesi pengetahuan maupun seni budaya.

6. Potensi karya

Konsepi dan imajinasi tidak cukup diciptakan sebagai konsepsi, semuanya diharapkan dilaksanakan secara operasional. Inilah tindakan, amal, atau karya yang nyata.

7. Potensi budi nurani,

Kesadaran ketuhanan dan keagamaan, yakni kesadaran moral yang meningkatkan harkat dan martabat manusia menjadi manusia yang berbudi luhur, atau insan kamil atau manusia yang takwa menurut konsepsi agama masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar