Filsafat pendidikan dalam arti ini dan dalam bentuknya yang murni, telah berkembang dan menghasilkan berbagai pertanyaan filosofis. Pertanyaan yang diajukan dalam problema hidup dan kehidupan manusia dalam bidang pendidikan, jawabannya telah melekat dalam masing-masing jenis, sistem, dan aliran-aliran filsafat tersebut. Dalam jawaban tersebut, diseleksi jawaban yang sesuai dan diperlukan. Dengan demikia, filsafat tradisional dalam topik-topik dialog filsafat yang disampaikan, terikat oleh metode tradisional sebagaimana adanya sistematika, jenis, serta aliran seperti yang kita jumpai dalam sejarah.
Berbeda dengan filsafat kritis, pertanyaan-pertanyaan yang disusun dapat dilepaskan dari ikatan waktu (historis), dan usaha mencari dapat dilakukan dengan memobilisasikan berbagai aliran yang ada. sedangkan, jawaban yang diperlukan dapat dicari dari masing-masing aliran, diambilkan dari jenis masalah dengan aliran yang bersangkutan.
Filsafat pendidikan yang menggunakan filsafat tradisional dalam bentuknya yang murni, bahwa dialog filsafat dengan topik-topik yang disampaikan terikat oleh metode pendekatan tradisional sebagaimana yang telah dijelaskan. Contoh yang dapat dikemukaka, yakni seorang filsuf yang sampai kepada suatu pemecahan masalah metafisika dan teori nilai. Maka, jawaban-jawabannya menimbulkan permasalah-permasalah baru, serta tanpa kelemahan-kelemahan dalam penalaran secara logika, atau argumentasi-argumentasi. Sehingga, mudah mendapatkan kertik dan dianalisis oleh para filsuf lain.
Ditinjau dari perspektif tersebut, filsafat merupakan suatu subjek spesialis yang menggunakan alat yang sangat mendasar, yaitu alat penalaran filosofis. Penggunaan alat ini yang membedakan filsafat dengan disiplin ilmu lainnya, misalnya antara filsafat matematika dengan tenaga sosial. Hal ini terbukti, dengan menempatkan filsafat metafisika sebagai masalah pokok dalam filsafat pendidikan yang mendapat tantangan dari aliran progresif.
Menurut aliran tersebut (tradisional), bagaimana pun sulitnya masalah metafisika tetap harus ditempatkan sebagai pusat perhatian dalam setiap bahasan filsafat pendidikan. Walaupun masalah ini dianggap sulit untuk dipelajari dan dibuktikan, namun tidak berarti kenyataan metafisika itu tidak ada. Didalam perkembangan sejarah para filsuf yang menggunakan pendekatan tradisional. Sehingga, pendidikan menempatkan filsafat sebagai dasar pendidikan dan pengajaran (philosophy may even be definedas the general of education).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar