Kamis, 08 Desember 2016

Bagaimana Kontruk Teori?

Bangunan teori adalah abstrak dari sejumlah konsep yang disepakatkan dalam definisi-definisi. Konsep sebagai abstraksi dari banyak empiri yang telah ditemukan kesamaan umumnya dan kepilahannya dari yang lain atau abstraksi dengan cara menemukan sejumlah esensi pada suatu kasus, dan dilakukan berkelanjutan pada kasus-kasus lainnya, dapat dikonstruksikan lebih jauh menjadi proposisi atau pernyataan, dengan membuat kombinasi dari dua konsep atau lebih. Bangunan-bangunan teori tersebut antara lain:

1. Teori Ilmu

Teori ilmu memiliki dua kutub arti teori. Kutub pertama adalah teori sebagai hukum eksprimen muncul beragam, mulai dari hasil eksprimen tersebut meluas ke hasil observasi phisik seperti teori tentang panas bumi. Kutub kedua adalah hukum sebagai kalkulus formal dapat muncul beragam pula, mulai dari yang dekat dengan kutub pertama seperti teori sebagai eksplanasi phisik misalnya teori Galileo tentang peredaran planet pada porosnya, teori sinar memancar melengkung bila lewat medan gravitasi. Selanjutnya teori sebagai interpretasi terarah atas observasi seperti teori sosial statis dan sosial dinamis dari August Comte dan pada ujung kutub kedua adalah teori sebagai prediksi logik; dengan sifatnya berlaku umum dan diprediksikan berlaku kapan pun dahulu dan yang akan datang, seperti teori evolusi dari Darwin, teori relativitas dari Einstein[13]yang memnberikan penjelasan alternatif tentang sumber energi yang memungkinkan matahari menghasilkan energi begitu besar dalam waktu begitu lama.[14]

2. Temuan Substantif Mendasar

Temuan-temuan atas bukti empirik dapat dijadikan tesis substantif, dan diramu dengan konsep lain dapat dikonstruk menjadi teori substantif. Asumsi keberlakuan tesis substantif tersebut ada pada banyak kasus yang sama di tempat dan waktu berbeda.[15]

Temuan huruf baca hirogliph Mesir, huruf baca kanji Jepang dan Cina adalah symbol-simbol untuk benda-benda Huruf baca lebih maju tampil sebagai simbol-simbol ucapan. Angka-angka Rumawi dan Latin adalah simbol-simbol, seperti X adalah simbol dari 10, L =50, M = 100, dan seterusnya. Huruf tulis yang kita gunakan adalah huruf Latin. Jika angka ilmu pengetahuan yang kita gunakan adalah angka latin, bagaimana matematika dan ilmu eksakta lain akan dapat dikembangkan dengan huruf-huruf simbol X,L,M, dan lainnya. Angka arab yang kita gunakan dalam berilmu pengetahuan sekarang ini bukan representasi simbol, melainkan representasi placed value. Sama-sama angka 5 dengan letak berbeda, berbeda nilainya. Contoh: 5.555.55. Itu merupakan temuan teori substantif mendasar.

Demikian pula persepsi ilmuwan tentang atom, berkembang. Dari partikel terkecil, ke ditemukannya unsur radioaktif pada atom, dan diketemukannya unsur-unsur electron yang berputar mengorbit pada proton yang mempunyai kekuatan magnetik. Kemudian pada tahun 1937 diketemukan neutron, semacam proton, tetapi tidak mempunyai kekuatan magnetik. Berat neutron beragam dan inilah yang menyebabkan atom satu beda beratnya dengan atom yang lain. Temuan teori atom ini merupakan temuan ilmiah substantif mendasar.[16]

3. Hukum-hukum Keteraturan

a. Hukum Keteraturan Alam

Alam semesta ini memiliki keteraturan yang determinate. Ilmu pengetahuan alam biasa disebut hard science, karena segala proses alam yang berupa benda anorganik sampai organik dan hubungan satu dengan lainnya dapat dieksplanasikan dan diprediksikan relatif tepat. Kata relatif tepat momot dua makna: pertama, bila teori yang kita gunakan untuk membuat eksplanasi atau prediksi sudah sangat lebih baik, dan kedua, bila variabel yang ikut berperan lebih terpantau.[17] Menurut al-Kindi ketertiban alam ini, baik susunan, interaksi, relasi bagian dengan bagiannya, ketundukan suatu bagian pada bagian lainnya, dan kekukuhan strukturnya di atas landasan prinsip yang terbaik bagi proses penyatuan, perpisahan, dan muncul serta lenyapnya sesuatu dalam alam, mengindikasikan adanya pengaturan yang mantap dan kebijakan yang kukuh. Tentu ada Pengatur Yang Maha Bijaksana dibalik semua ini, yaitu Allah.[18]

b. Hukum Keteraturan Hidup Manusia

Hidup manusia itu memiliki keragaman sangat luas. Ada yang lebih suka kerja keras dan yang lain menyukai hidup santai, ada yang tampil ulet meski selalu gagal, yang lain mudah putus asa, ada yang berteguh pada prinsip dan sukses dalam hidup, yang lain berteguh pada prinsip, dan tergilas habis. Kehidupan manusia mengikuti sunnatullah, mengikuti hukum yang sifatnya indeterminate. Mampu membaca kapan harus teguh pada prinsip, kapan diam dan kapan berbicara dalam nada bagaimana, dia akan sukses beramar ma’ruf nahi mungkar. Manusia mempunyai kemampuan untuk memilih yang baik, dan menghindari yang tidak baik. Dataran baik tersebut dapat berada pada dataran kehidupan pragmatik sampai pada dataran moral human ataupun moral religious. Memilih kerja yang mempunyai prospek untuk menghidupi keluarga, merupakan kebebasan memilih manusia dengan konsekuensi ditempuhnya keteraturan sunnatullah; harus tekun bekerja dan berupaya berprestasi di dunia kerjanya. Untuk diterima kepemimpinannya, seorang pemimpin perlu berupaya menjadi shiddiq, amanah, dan maksum. Kedaan demikian berkenan dengan pemikiran Ibnu Bajjah yang membagi perbuatan manusia kepada perbuatan manusiawi, yaitu perbuatan yang didorong oleh kehendak/kemauan yang dihasilkan oleh pertimbangan pemikiran, dan perbuatan hewani yaitu perbuatan instingtif sebagaimana terdapat pada hewan, muncul karena dorongan insting dan bukan dorongan pemikiran.[19]

c. Hukum Keteraturan Rekayasa Teknologi

Keteraturan alam yang determinate, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu keteraturan substantif dan ketraturan esensial. Seperti Pohon mangga golek akan berbuah mangga golek. Ketika ilmuwan berupaya menemukan esensi rasa enak pada mangga, menemukan esensi buah banyak pada mangga, dan menemukan esensi pohon mangga yang tahan penyakit, ilmuwan berupaya membuat rekayasa agar dapat diciptakan pohon mangga baru manalagi yang enak buahnya, banyak buahnya, dan pohonnya tahan penyakit, di sini nampak bahwa ilmuwan mencoba menemukan keteraturan esensial pada benda organik. Produk teknologi merupakan produk kombinasi antara pemahaman ilmuwan tentang keteraturan esensial yang determinate dengan upaya rekayasa kreatif manusia mengikuti hukum keteraturan sunnatullah.[20]

4. Konstruk Teori Model Korespondensi

Konstruk berfikir korespondensi adalah bahwa kebenaran sesuatu dibuktikan dengan cara menemukan relasi relevan dengan sesuatu yang lain. Tampilan korespondensi tersebut beragam mulai dari korelasi, kausal, kontributif, sampai mutual. Konstruk berfikir statistik kuantitatif dan juga pendekatan positifistik menggunakan cara ini.[21] (Menurut Bertand Russel suatu pernyataan benar jika materi pengetahuan yang dikandung oleh pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan/cocok) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan itu. Misalnya, jika ada seseorang yang mengatakan “ Ibu kota republik Indonesia adalah Jakarta” maka pernyataan itu benar sebab pernyataan itu sesuai dengan fakta objektif.[22]

5. Konstruk Teori Model Koherensi

Konstruk teori model koherensi merentang dari koheren dalam makna rasional sampai dalam makna moral. Konstruk koheren dalam makna rasional adalah kesesuaian sesuatu dengan skema rasional tertentu, termasuk juga kesesuaian sesuatu dengan kebenaran obyektif rasional.

Aristoteles dalam teori koherensi memberikan standar kebenaran dengan cara deduktif, yaitu kebenaran yang didasarkan pada kriteria koherensi yang dapat diungkap bahwa berdasarkan teori koherensi suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Bila kita menganggap benar bahwa “semua manusia pasti mati” adalah pernyataan yang benar, maka pernyataan bahwa “si fulan adalah seorang manusia dan si Fulan pasti mati” adalah benar pula. Sebab pernyataan kedua adalah konsisten dengan pernyataan yang pertama.[23]

Konstruk berfikir koherensi kedua adalah yang dilandaskan kepada kebenaran moral dan nilai. Sesuatu dipandang sebagai benar bila sesuai dengan moral tertentu. Moral dalam maknanya yang luas menyangkut masalah: right or wrong, truth or false, justice or unfair, human or inhuman dan lainnya. Hal ini terkait dengan kehidupan budi yang terjelma dalam proses penilaian itu merupakan ciri manusia yang terpenting dalam kehidupan individu, masyarakat dan kebudayaan, sebagai makhluk yang berkelakuan.

6. Konstruk Teori Model Pragmatis

Konstruk teori model Prgmatis berupaya mengkonstruk teorinya dari kosep-konsep, pernyataan-pernyataan yang bersifat fungsional dalam kehidupan praktis atau tidak. Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis atau tidak; Artinya suatu pernyataan adalah benar, jika pernyataan itu atau implikasinya mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia. Kaum pragmatis berpaling pada metode ilmiah sebagai metode untuk mencari pengetahuan tentang alam ini yang dianggap fungsional dan berguna dalam menafsirkan gejala-gejala alamiah. Agama bisa dianggap benar karena memberikan ketenangan pada jiwa dan ketertiban dalam masyarakat. Para ilmuan yang menganut azas ini tetap menggunakan suatu teori tertentu selama teori itu mendatangkan manfaat.[24]

7. Konstruk Teori Iluminasi

Teori Iluminasi menurut Mehdi Ha’iri Yazdi adalah pengetahuan yang semua hubungannya berada dalam kerangka dirinya sendiri, sehingga seluruh anatomi gagasan tersebut bisa dipandang benar tanpa membutuhkan hubungan eksterior. Artinya hubungan mengetahui, dalam bentuk pengetahuan tersebut adalah hubungan swaobjek tanpa campur tangan koneksi dengan objek eksternal.[25]

Selanjutnya Iluminasi oleh Yazdi disebut sebagai ilmu hudhuri yaitu pengetahuan dengan kehadiran karena ia ditandai oleh keadaan neotic dan memiliki objek imanen yang menjadikannya pengetahuan swaobjek. Ilmu hudhuri tidak memiliki objek diluar dirinya, tetapi objek itu sendiri ada adalah objek subjektif yang ada pada dirinya. Oleh sebagian sufi, iluminasi itu adalah pengetahuan diri tentang diri yang berasal dari penyinaran dan anugerah Tuhan yang digambarkan dengan berbagai ungkapan dan keadaan. Ada yang menyebutkannya dengan terbukanya hijab antara dirinya dengan Tuhan, sehingga pengatahuan dan rahasianya dapat diketahui. Ada yang mengungkapkan dengan rasa cinta yang sangat dalam sehingga antara dia dan Tuhan tidak ada rahasia lagi. Pengetahuan Tuhan adalah pengetahuannya. Dan ada yang menyatakan dengan kesatuan kesadaran. [26]

Sumber:
[13]H. Noeng Muhadjir, Filsafat Ilmu: Positivisme,Post positivism, dan Post Modernisme, Ed.II. (Cet.I; Yogyakarta: Rake Sarasin, 2001). h. 39-40 

[14]Reza A.A Wattimena, Filsafat dan Sains Sebuah Pengantar, (Jakarta: PT. Grasindo, 2008), h. 193 

[15]H. Noeng Muhadjir, Filsafat Ilmu: Positivisme,Post positivism, dan Post Modernisme, Ed.II. (Cet.I; Yogyakarta: Rake Sarasin, 2001)h. 8-9 

[16]H. Noeng Muhadjir, Filsafat Ilmu: Positivisme,Post positivism, dan Post Modernisme, Ed.II. (Cet.I; Yogyakarta: Rake Sarasin, 2001)h. 41. 

[17] H. Noeng Muhadjir, Filsafat Ilmu: Positivisme,Post positivism, dan Post Modernisme, Ed.II. (Cet.I; Yogyakarta: Rake Sarasin, 2001) 

[18]Amroeni Drajat, Filsafat Islam Buat yang Pengen Tahu, ( Jakarta: Erlangga, 2006), h. 16-17 

[19]Amroeni Drajat, Filsafat Islam Buat yang Pengen Tahu, ( Jakarta: Erlangga, 2006), h. 64-65 

[20]Noeng Muhadjir, Filsafat Ilmu: Positivisme,Post positivism, dan Post Modernisme, Ed.II. (Cet.I; Yogyakarta: Rake Sarasin, 2001)h. 43. 

[21]Noeng Muhadjir, Filsafat Ilmu: Positivisme,Post positivism, dan Post Modernisme, Ed.II. (Cet.I; Yogyakarta: Rake Sarasin, 2001), h. 52 

[22]Amsal Bakhtiar, Filsafat Agama 1, Jil.I. ( Cet. I; Pamulang Timur, Ciputat: Lolos Wacana Ilmu, 1997), h. 33 

[23]Amsal Bakhtiar, Filsafat Agama 1, Jil.I. ( Cet. I; Pamulang Timur, Ciputat: Lolos Wacana Ilmu, 1997), h. 32 

[24]Amsal Bakhtiar, Filsafat Agama 1, Jil.I. ( Cet. I; Pamulang Timur, Ciputat: Lolos Wacana Ilmu, 1997), h. 34 

[25]Amsal Bakhtiar, Filsafat Agama 1, Jil.I. ( Cet. I; Pamulang Timur, Ciputat: Lolos Wacana Ilmu, 1997), h. 35-36 

[26]Amsal Bakhtiar, Filsafat Agama 1, Jil.I. ( Cet. I; Pamulang Timur, Ciputat: Lolos Wacana Ilmu, 1997), h. 37 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar