Jumat, 02 Desember 2016

Kematian yang Manusiawi

Yang sebenarnya kita butuhkan ialah agar kita menmukan kembali harkat manusiawi kematian.
Teknologi kedokteran moderen mempunyai akibat samping bahwa kematian sebagai salah satu saat terpenting manusia semakin didehumanisasikan. Philippe Arie's menceriterakan tentang seorang biarawan dalam keadaan sakit terminal di ICU. Ia dikunjungi oleh seorang kawan sebiara. Kawan itu hanya boleh melihat pasien melalui kaca dan mereka hanya dapat omong melalui suatu sound-system. Pasien terbaring di atas tempat tidur. Tubuhnya berhubungan melalui pelbagai slang dengan macam-macam aparatur. Begitu tamu mulai bicara, pasien biarawan itu membebaskan tangannya yang terikat, melepaskan masker pernafasan dan mengucapkan kata-kata yang terakhir: "Kematuanku dicuri orang".
Kematian sebagai saat yang begitu penting dan manusiawi semakin didepersonalisasikan. Manusia diisolasikan dari lingkungan sosialnya. Teknik kedokteran menjadikan dia objek suatu aparatur belaka. Profesor Kautzky bertanya dengan tepat: "Mengapa setiap simptom harus diobati, misalnya pada orang yang dalam keadaan koma? Mengapa ia tidak dapat dibiarkan mati karena sirkulasi darah ambruk atau karena pernafasannya berhenti, kalau penyakit dasarnya toh dalam waktu singkat akan mematikannya dan pengobatan itu malah menambah rasa sakitnya? Mengapa keluarga tidak boleh mengunjunginya di ICU? Justru pada saat di mana manusia paling membutuhkan kedekatan manusia lain, ia jangan dipisahkan dari keluarganya, juga tidak dengan tembok kaca."
Bukanlah tugas dokter untuk memaksakan sesuatu pada tubuh seorang manusia yang sudah tiba waktunya untuk pergi. Apabila daya upaya untuk memulihkan kesehatan atau sekurang-kurangnya menstabilisasikan keadaan fisik secukupnya tidak lagi berhasil, ia jangan mencuri kemungkinan pasiennya untuk mati menurut iramanya sendiri, dalam hubungan dekat dengan mereka yang mencintainya, secara manusiawi. Perlu kita selamatkan martabat kematian manusia dari diktatur suatu teknologi kedokteran yang menjadi tujuan pada dirinya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar