Jumat, 02 Desember 2016

Kehidupan yang Manusiawi

Yang dipertanyakan ialah nilai suatu kehidupan yang diperpanjang bagi si pasien. Menurut kriteria ini tidak masuka akal untuk mempertahankan sisa-sisa kehidupan orang pasien apabila otaknya sudah mati; apabila tinggal kehidupan yang hanya bersifat vegetatif saja; apabila pasien dalam keadaan koma permanen tanpa harapan berdasar bahwa ia sadar kembali, apabila karena kerusakan pada otak pasien secara mental tidak dapat normal kembali, apabila fungsi-fungsi badan yang hakiki bagi kehidupan manusia untuk selamanya hilang atau hampir rusak sama sekali.
Begitu pula tidak ada dasar etis apa pun untuk mengulur-ulur kematian seseorang yang sangat menderita atau yang sudah sama sekali tergantung dari perawatan. Lebih baik pengobatannya dibatasi pada pemberian sekadar peringan rasa sakit saja, sehingga penyakitnya segera akan membawa dia ke kematian.
Salah satu indikator penting bagi nilai manusiawi suatu kehidupan adalah kemampuan pasien untuk berkomunikasi dengan orang lain. Kalau kehidupan yang dapat dipertahankan bersifat autistis (tanpa komunikasi sekali dengan orang/dunia keliling, FMS), lebih baik tidak diambil tindakan perpanjangan kehidupan yang istimewa, melainkan pasien diizinkan mati. Maka menurut Kautzky "jangan memulai pernapasan buatan pada seorang pasien dengan tumor otak yang tak dapat disembuhkan, yang akan mengakibatkan gangguan bicara atau kesadaran walaupun dengan cara itu kehidupannya dapat diperpanjang selama beberapa minggu". Begitu pula tidak perlu pada seorang anak pandir diadakan operasi jantung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar