Bloggers, apa yang selalu kamu lakukan jika berkunjung ke
suatu kota? Berkunjung ke ikon kota, kan? kali ini saya akan mengajakmu
berkunjung kota di ujung Barat Pulau Jawa atau di tepi Selat Sunda, Kota
Cilegon. Konon, kota ini sudah memiliki ikon atau landmark. Tugasmu sekarang
adalah mengarahkan kendaraanmu ke Simpang Tiga Cilegon.
Sekilas sih kamu mungkin akan mempertanyakan bangunan apa
yang berada di tengah Simpang Tiga itu. Apalagi bangunan yang diresmikan pada
2015 lalu itu pun sering dijadikan tempat nongkrong kawula muda Cilegon. Entah
untuk sekadar duduk sambil bermain gadget, atau berkumpul dengan teman-teman, bahkan
tempat pacaran. Karena sering dijadikan tempat nongkrong inilah, tidak jarang
ditemui sampah yang ditinggalkan begitu saja.
Duh! Sayang banget ya. Padahal, bangunan yang desainnya
dibuat oleh Wira Niaga Sejahtera, pemenang ke-2 sayembara desain sepuluh tahun
lalu ini, menghabiskan biaya 3 milyar. Ini tentu bukan biaya kecil untuk tempat
yang kamu dikotori, bloggers. Selain itu, bangunan ini juga merangkum seluruh
karakteristik yang Kota Cilegon yaitu Kota Industri, Kota Pelabuhan, dan Kota
Religi.
Kalau kamu mengotori tempat ini, sama saja dengan mengotori
seluruh Kota Cilegon, bloggers. Nggak percaya? Mendingan kita preteli bangunan
yang menjadi icon kota ini. Tentu saja bukan dalam arti yang sesungguhnya,
bloggers. Kita lihat filosofi apa yang tertanam di tempat ini, sampai kamu kapok buat menyampah lagi.
Dari bentuknya yang menjulang seperti mercusuar mengartikan
bahwa Cilegon dekat lalu lintas dan aktivitas pelayaran. Jembatan di tengah
poros lingkaran landmark yang menerima cahaya mercusuar dan menerangi seluruh
bagian, itu menandakan peta pembangunan yang menyeluruh hingga ke peloksok Kota
Cilegon.Bentuk dasar landmark berupa lingkaran dengan pola roda atau putaran
mesin. Ini merujuk pada simbol poros kehidupan Kota Cilegon yang menjadi Kota
Industri. Ada taman kecil dengan tanaman yang hidup di dalam setiap poros, ini
menandakan bahwa Cilegon juga berwawasan lingkungan.
Bagian atap berbentuk mercusuar yang dipadu dengan bentuk
kubah mengandung arti bahwa selain kota pelabuhan, Cilegon juga merupakan kota
religius. Tiang yang kokoh di tengah lingkaran itu terbuat dari baja IWF yang
menyerupai pohon dengan 6 cabang. Ini merujuk pada sebutan lain Kota Cilegon
yaitu Kota Baja, karena Cilegon merupakan penghasil baja terbesar di Asia
Tenggara. Sedangkan 6 cabang itu merupakan simbol dari 6 visi dan misi Kota
Cilegon.
Selain itu, 8 tiang yang menopang landmark merujuk pada 8
wilayah kecamatan yang ada di Kota Cilegon, yaitu Kecamatan Cilegon, Kecamatan
Ciwandan, Kecamatan Pulomerak, Kecamatan Cibeber, Kecamatan Grogol, Kecamatan
Purwakarta, Kecamatan Citangkil dan Kecamatan Jombang. Sedangkan gunungan yang
berada di bawah tiang utama merupakan siluet dari gunung Krakatau yang berpusat
pada kolam di bawahnya. Hal ini mengambarkan potensi sumber daya alam yang
dimiliki Kota Cilegon.
Kalau sudah tahu filosofinya, apa kamu masih berani menunda
sampah di sana, bloggers? Jangan dong, please.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar